Kamis, 15 November 2012
On 08.24 by Unknown No comments
Nama
: Triesna juhari
Kelas
: 1 KA 19
NPM : 18112290
KATA
PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatnya maka penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Ilmu Sosial Dasar ini yang bertemakan “Strategi mengajar utuk memotivasi anak dalam menempuh pendidikan”
Dalam
penulisan makalah ini saya merasa cukup puas dengan hasil yang telah dicapai
namun, masih banyak pula kekurangan dalam hal teknis maupun materi,
mengingatkan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.Bila
ada kata-kata yang kurang mohon di maklumi Terimakasih
Penulis:
(Triesna juhari)
Abstrak
Realita lapangan
menunjukan bahwa siswa di Indonesia tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi
baik kemampuan belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak
siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik
pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa
siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat
untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya. Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat
mereka tertarik pada hal-hal yang negative,seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan
belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik).Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru,
merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa diantaranya adalah metode
dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan, tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak
jelas,tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa, latar
belakang ekonomi dan sosial budaya siswa.Maka orang tua dan guru perlu bekerja sama
untuk menumbuhkan motivasi belajar anak.
Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke
duanya harus dirancang sedemikian rupa.
Pendahuluan
Salah satu
permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses
pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum,
manajemen sekolah yang tidak efektif dan
kurangnya motivasi siswa dalam
belajar.Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak
memiliki kemauan belajar yang tinggi,
baik dalam mata pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu
pengetahuan alam. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu
memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini
menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan
belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar
seperti menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman sebaya.
Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat
mereka tertarik pada hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22)
mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar,
pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada
hal–hal yang negative seperti minum
obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak
muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing
mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal
inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
Motivasi Belajar
Motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar
motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan
serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri
individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi
ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).
Motivasi
instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau
belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan
keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia
mau belajar.
Nah, kalau kita berkaca sebagai siswa, mereka juga
merasakan bahwa hal yang sama. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena
guru lupa atau jarang memberi penghargaan atau pujian kepada siswanya tentang
hal kecil apapun yang sudah mereka lakukan ketika mereka telah melakukan
perubahan dalam bidang akademik dan perilaku. Bagaimanapun, pujian sesederhana
apapun secara verbal sebenarnya dapat memengaruhi rasa diterima dan dipercayai
kemampuannya sebagai seorang manusia. Otomatis hal ini akan meningkatkan rasa
percaya diri dan motivasi belajar dikelas.Berikut beberapa cara memberi penghargaan atau
pujian yang bisa dilakukan guru dalam proses belajar mengajar:
1. Pujian Verbal Dalam bahasa Inggris banyak sekali kata-kata yang bisa kita gunakan untuk
memuji siswa, seperti great job, good, awesome, amazing, well done, outstanding,
superb, wonderful, dan lain-lain. Di dunia barat, memberi pujian secara verbal
dan spontan adalah hal yang lumrah, biasa dilakukan oleh siapa saja, suami
kepada istri, anak, saudara, kita kepada teman atau orang lain. Budaya di
Indonesia memberi pujian secara verbal belum umum dilakukan karena kita tak
terbiasa mengekspresikan perasaan secara langsung. Hanya sedikit kata-kata yang
mewakili ekspresi perasaan, seperti luar biasa, bagus, baik, keren dan lumayan.
Jadi, berilah pujian secara verbal dan langsung kepada siswa Anda sekecil
apapun yang dilakukan oleh mereka. Misalnya biasakan mengucapkan terima kasih
bila murid membantu membawakan buku. Ucapkan ‘usahamu bagus’ bila Anda melihat
murid Anda berusaha mengerjakan soal matematika meski ia masih salah
menjawabnya.
2. Poin Kelompok Poin kelompok merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar di
kelas. Bahkan dapat pula menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kerjasama. Caranya
mudah. Bentuklah kelompok kompetisi saat Anda ingin memberi pertanyaan pada
siswa. Ooin bisa 1 sampai 10 atau 10 sampai 100 sesuai kebutuhan. Poin tak
hanya untuk kelompok yang dapat menjawab pertanyaan, tapi dapat juga diberikan
ketika Anda fokus pada managemen kelas, misalnya kelompok yang paling rajin,
kompak, atau bersemangat.
3. Umumkan di
Kelas Jika Anda ingin meningkatkan rasa bangga, martabat, atau eksistensi siswa,
bacalah karya-karya siswa di depan semua murid. Berilah komentar positif dan
hal-hal yang perlu ditingkatkan. Mintalah teman-temannya untuk berkomentar
positif terhadap hasil karya temannya.
4. Menulis Komentar Positif Jika Anda memeriksa pekerjaan siswa, jangan hanya memberi angka. Berilah komentar positif dibukunya dengan kalimat, bukan sekadar tulisan ‘bagus’. Jeli dalam melihat kelebihan siswa akan membuat siswa merasa istimewa di mata gurunya.
5. Pemilihan Murid
Berprestasi Pemilihan murid berprestasi tidak harus difokuskan pada nilai angka. Sebagai
guru, Anda dapat menentukan kriteria bersama-sama dengan siswa di kelas untuk
menetapkan pemilihan siswa berprestasi secara berkala. Kriteria bisa
berdasarkan pada seringnya menunjukkan kemajuan belajar, usaha yang dilakukan,
sikap, detail pekerjaan, semangat belajar dan sebagainya. Pentingnya menentukan
kriteria bersama dapat berdampak positif terhadap siswa di kelas, yaitu
menumbuhkan rasa saling memiliki.
6. Stiker dan
Stempel Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja siswa dapat dilakukan dengan cara
menempel stiker, mencap dengan stempel kartun, atau Anda dapat menggambar
bintang di buku mereka dan memberi komentar positif. Misalnya dengan
mengatakan: “Pekerjaanmu istimewa, kamu sudah menunjukkan usaha yang luar
biasa. Yang perlu ditingkat adalah….” Tunjukkan bahwa murid Anda adalah
istimewa.
7. Grafik Prestasi Buatlah satu lembar grafik berupa grid atau seperti dalam buku kotak-kotak,
yang berisi nama siswa seluruh kelas. Setiap kali Anda menemukan siswa
menunjukkan kemajuan, baik akademik maupun tingkah laku, maka siswa akan
mewarnai satu kotak pada grafik. Berapa kotak yang harus diwarnai, terserah
kebijakan Anda sebagai guru. Grafik ini dapat memudahkan guru dalam memantau
perkembangan akademik dan tingkah laku siswa. Grafik ini dapat pula menumbuhkan
jiwa kompetensi. Siswa yang grafiknya rendah akan terpacu untuk belajar giat.
8. Tulis Nama Siswa di Papan Tulis Cara yang paling mudah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat siswa merasa istimewa adalah dengan menuliskan namanya di papan dan menggambar bintang di sebelahnya.Perlu diingat bahwa setiap anak di kelas butuh diterima oleh guru dan teman-temannya serta eksistensinya diakui. Manfaat lain adalah kelas Anda menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Siswa juga akan lebih fokus dan senang belajar. Materi apapun yang Anda ajarkan akan menjadi lebih variatif dan tidak membosankan. Jika setiap anak merasa istimewa diterima segala kelebihan dan kekurangannya, otomatis hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan selanjutya akan meningkatkan motivasi belajar. Strategi di atas hanyalah beberapa contoh saja. Sebagai guru, Anda harus terus mengeksplor diri.
Perlu diingat pula
bahwa Anda harus melibatkan seluruh siswa dalam menentukan kriteria atau
ketentuan untuk siswa yang layak mendapat penghargaan. Keterlibatan siswa dapat
menumbuhkan rasa memiliki kelasnya, diterima, dan dibutuhkan. Tidak harus semua
strategi tersebut dilakukan pada saat bersamaan, tetapi diskusikan dengan siswa
apa yang mereka inginkan. Suksesnya pengelolaan kelas tidak hanya ditentukan
oleh nilai angka yang diperoleh siswa, tetapi bagaimana siswa memahami apa yang
dipelajari, dapat mengaplikasikan, dan punya motivasi belajar
Kegiatan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan.
Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya
menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan
bahwa ketika ada permasalahan tentang
rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli
terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak
peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar
siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi
belajar siswa diantaranya adalah sebagai
berikut:
- Metode mengajar guru. Metode dan
cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar sisw
- Tujuan kurikulum dan pengajaran yang
tidak jelas
- Tidak adanya relevansi kurikulum dengan
kebutuhan dan minat siswa
- Latar belakang ekonomi dan social
budaya siswa
- Sebagian
besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk
belajar dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai
misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
- Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa
hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan
kesenangan saja.
- Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran
tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
- Masalah pribadi siswa baik dengan orang
tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan
Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat
pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu :
- Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah
menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian
akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama,
undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua
yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan
sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
- Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi
pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap
perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat
dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan
sesudahnya.
- Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar,
para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak
sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi
menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi
ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita
untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4. Diri anak itu sendiri Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar
untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati
belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai
identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru
paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa.Kerja sama antara
kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan
motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai
tujuan yang baik maka pola kerja sama antara
ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan
memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan
yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri- Ciri Guru yang Bisa Memotivasi SiswaSalah satu ciri
guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa
yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang
mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi
bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi
siswa adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menjadi manajer yang baik yang mampu
merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya,
murid-murid akan merasa aman dan nyaman
bersamanya
- fasilitator yang memperlakukan semua siswa
mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
- Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
- Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang
bersifat informative
- Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka
sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
Ciri-ciri keluarga yang efektifKeluarga yang efektif mampu
memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya adalah :
- Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
- Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi
kepada anak-anak
- Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa
depan
- Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan
kunci keberhasilan
- Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang
bermanfaat
- Membuat aturan yang positif seperti pembatasan
menonton acara televise
- Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk
menyelesaikan masalah
- Sering berhubungan dengan guru
- Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun Hubungan Kerja SamaSelama ini
hubungan yang terjadi antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal
tertentu, orang tua ke sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah
saja, begitupun sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah
dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah
pada acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama
membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan secara bersama untuk menunjang motivasi belajar
anak. Maka ketika anak mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya
maka akan terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua.
Maka kita
tak boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan
hubungan positif dalam rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak
cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun
komunikasi langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa
memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan
orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan
untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner
yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif
anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan
untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif
dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan
informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang
tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau
melalui SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa
membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri
undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua
merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul
saran bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan
orang tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan
motivasi belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada
perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang
dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai
dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus
berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa
akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal
ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
*> Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai
komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi
belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
- Memilih cara dan metode mengajar
yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
- Menginformasilkan dengan jelas tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
- Menghubungkan kegiatan belajar dengan
minat siswa
- Melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
- Melakukan evaluasi dan menginformasikan
hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan
kegagalan dirinya
- Melakukan improvisasi-improvisasi yang
bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya
kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan
yang meriah
- Menanamkan nilai atau pandangan hidup
yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang
sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan
mendapatkan nilai amal disisi Allah.
- Menceritakan keberhasilan para
tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga
cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.
Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti
mimpinya para tokoh dunia tersebut.
- Memberikan respon positif kepada siswa
ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon
positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif
laiinya.
2. Hal-Hal Yang Dilakukan oleh
Orang Tua
- Mengontrol perkembangan belajar anak.
Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
- Mengungkap harapan-harapan yang realistis
terhadap anak
- Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya
yang terkait dengan motivasi
- Melatih anak untuk memecahkan
masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
- Tanyakanlah keinginan dan cita-cita
mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan
mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
- Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh
guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.
3. Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama
Ketika
permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang
tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka
kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan di ataranya :
- Mengidentifikasi masalah yang terjadi
pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar
siswa, identifikasi masalahnya.
- Mencari solusi-solusi untuk memecahkan
masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau
masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
- Memberikan perlakuan yang tepat
terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru
harus mempunyai komitemen yang tinggi
untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
- Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya.
Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan
permasalahannya.
Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa baik faktor yang ada dalam
diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti
guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan
ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang
mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama
oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan
hal yang mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan
informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu mengeindentifikasi
permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan
masalah dengan melibatkan siswa.
On 07.54 by Unknown 1 comment
Nama
: Triesna juhari
Kelas
: 1 KA 19
NPM : 18112290
KATA
PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatnya maka penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Ilmu Sosial Dasar ini yang bertemakan “Dampak Sosialisasi masyarakat bagi
perkembangan pendidikan anak”
Dalam
penulisan makalah ini saya merasa cukup puas dengan hasil yang telah dicapai
namun, masih banyak pula kekurangan dalam hal teknis maupun materi,
mengingatkan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.Bila
ada kata-kata yang kurang mohon di maklumi Terimakasih
Penulis:
(Triesna juhari)
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan,
dan kemampuan mental, emosi dan inteligensi, serta yang terpenting adalah
lingkungan.
Lingkungan
sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan seorang anak, karena
disitulah sehari-harinya para anak-anak sering bergaul. Dalam pergaulannya pun
pasti terdapat dampak positif dan negatifnya. Contoh-contoh
Dampak positif :
(1). Anak-anak dapat menyerap pergaulan zaman sekarang,
(2). Anak-anak dapat
belajar dari lingkungan sekitar tentang budaya zaman sekarang,
(3). Dapat
membentuk kelompok belajar.
Dampak negatif :
(1). Terpengaruh rokok,
(2).
Anak-anak menjadi jarang berkumpul bersama dirumah,
(3). Terpengaruh ajakan
untuk tawuran dll.
Karena sifat anak-anak yang masih labil, mereka cenderung dapat
terpengaruh sesuatu hal dengan mudah, baik itu hal positif ataupun hal negatif.
Dalam hal ini peranan lingkungan sangatlah berperan dalam
pembentukan karakter dan perkembangan pendidikan para pelajar. Maka dari itu
sangatlah penting pula peranan para orang tua untuk ikut serta mengawasi
anak-anaknya dalam pergaulannya di lingkungan.
BAB I
Pembahasan
2.1
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan demikian luas, meliputi : rumah tangga,
pergaulan antar teman, hubungan dengan masyarakat, dan lainnya. Dengan kemajuan
teknologi informasi, maka pihak orang tua dan guru tidak dapat lagi membatasi
lingkungan pendidikan yang semakin luas dan semakin mendunia. Akhirnya
perkembangan anak didik menajdi semakin sulit diprediksi, baik oleh
gurunya maupun orang tuanya. Lingkungan pendidikan banyak berpengaruh terhadap
prestasi belajar anak didik, dan akhirnya pihak guru dan orang tua/wali menjadi
“kurang mengenalnya lagi” atau merasa “ada sesuatu yang berubah”, terutama pada
siswa yang memiliki “kepribadian tertutup” .
A. Dampak
positifnya:
1. Seorang siswa akan mengalami kemajuan yang pesat dalam
hasil belajarnya, jika semua lingkungan pendidikan saling mendukung satu sama
lainnya, umpamanya : Kesibukan belajarnya di sekolah diikuti dengan
berpartisipasi dalam kelompok ilmiah remaja, di luar sekolahnya, dan
didorong dengan motivasi dan fasilitas dari keluarganya, sehingga siswa dapat
mengaplikasikan semua pengetahuannya secara nyata. Dengan banyaknya kelompok
ilmiah remaja, dan kelompok lainnya yang melaksanakan kegiatan yang bersifat
positif dan konstruktif, maka diprediksi angka kenakalan remaja akan
menurun, bukan saja masyarakat akan lebih tenang, tapi juga akan muncul
calon tokoh masyarakat di masa depan dari remaja-remaja yang berprestasi.
B.
Dampak negatifnya :
1. Seorang siswa akan mengalami kesulitan belajar, jika semua
lingkungannya tidak saling mendukung satu sama lainnya, umpamanya :
keluarganya pecah/broken home dan urakan, lingkungan
pergaulannya rusak dengan narkoba dan dekadensi moral, dan pelajarannya dianggap
kurang sesuai dengan tuntutan suasana kerja, dan lain-lain. Jika pihak orang
tua mengharapkan segalanya dari pendidikan formal/sekolah adalah harapan yang
kurang tepat, dan kemungkinan akan mengalami kekecewaan, karena semua
lingkungan pendidikan yang tidak saling mendukung, akan menghambat hasil
belajar yang maksimal dari setiap anak didik.
2. Masa remaja yang sedang mecari identitas diri, jika salah
pergaulan dalam lingkungannya, akan menyusahkan masyarakat. Jika mereka bergaul
dengan kelompok pencandu narkoba, mereka akan menjadi pecandu narkoba. Jika
bergaul dengan kelompok teroris, mereka akan menjadi teroris, dan
lain-lain. Sedangkan mereka belum mampu berfikir kritis, dan belum
mampu untuk menolak .ajakan/rayuan/jebakan dari kelompok-kelompok tersebut.
Tidak adanya kepedulian serta sikap tidak mau tahu, dan acuh dari anggota
masyarakat, terhadap kegiatan kelompok remaja, akan memperburuk situasi. Sikap
menyalahkan remaja juga bukan sikap yang bijaksana, tetapi akhirnya tetap saja
masyarakat sendiri yang akan menanggung resiko yang mahal.
2.2 Adapun faktor-faktor yang mendukung
perkembangan pendidikan anak diantaranya yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya.
Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif
bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan
keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan
anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak
lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam
menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan
oleh keluarga.
2. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk
mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang
lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu,
kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status
kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak, bukan sebagai anak yang independen,
akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan
sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku
di dalam keluarganya.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga”
status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga
status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu
anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk
kelompok elit dengan normanya sendiri.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan
memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka
di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan
kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan
kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma
lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan
norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
5. Kapasitas Mental, Emosi, dan
Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan
intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan
intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara
seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain
merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah
dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
Bentuk Sosialisasi
BAB
II
KESIMPULAN
1. Komunikasi antara siswa-guru-orang tua/wali murid/orang
tua, harus selalu terjalin dengan intensif, sebagai upaya antisipasi dini
terhadap semua dampak negatif.
2. Faktor waktu memegang peranan penting, perhitungan waktu
yang dibutuhkan untuk suatu pendidikan harus tepat, Jika waktu terlalu singkat,
maka dampak negatifnya akan jauh lebih besar dari dampak positifnya.
3. Setiap remaja dan anak didik haruslah berusaha untuk
“bersikap terbuka” dengan mau berterus terang kepada orang tuanya/walinya dan
gurunya (yang dipercaya) untuk membicarakan masalah pribadinya dan
mendiskusikannya, sehingga ditemukan jalan keluar sebaik-baiknya, bersikap
tertutup untuk “masalah-masalah yang berat” adalah tindakan yang kurang tepat.
Dengan ditemukannya jalan keluar terbaik, maka semua beban pikiran dan beban
mental akan terasa sangat ringan (plong rasanya) dan akan mampu lebih berkonsentrasi
kepada pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://Stitattaqwa.blogspot.com
http://Id.wikipedia.org
http://Pieramdani.wordpress.com
Rabu, 14 November 2012
On 21.35 by Unknown No comments
Abstrak
Realita lapangan
menunjukan bahwa siswa di Indonesia tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi
baik kemampuan belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak
siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik
pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa
siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat
untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan
memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya. Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat
mereka tertarik pada hal-hal yang negative,seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian
kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah
membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan
belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi
intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik).
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru,
merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.
Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa diantaranya adalah metode
dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan, tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak
jelas,tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa, latar
belakang ekonomi dan sosial budaya siswa.
Maka orang tua dan guru perlu bekerja sama
untuk menumbuhkan motivasi belajar anak.
Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke
duanya harus dirancang sedemikian rupa.
Pendahuluan
Salah satu
permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses
pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum,
manajemen sekolah yang tidak efektif dan
kurangnya motivasi siswa dalam
belajar.
Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak
memiliki kemauan belajar yang tinggi,
baik dalam mata pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu
pengetahuan alam. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu
memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini
menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan
belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar
seperti menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman sebaya.
Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat
mereka tertarik pada hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22)
mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar,
pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada
hal–hal yang negative seperti minum
obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak
muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing
mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal
inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
Motivasi Belajar
Motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar
motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan
serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri
individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi
ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).
Motivasi
instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau
belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan
keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia
mau belajar.
Nah, kalau kita berkaca sebagai siswa, mereka juga
merasakan bahwa hal yang sama. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena
guru lupa atau jarang memberi penghargaan atau pujian kepada siswanya tentang
hal kecil apapun yang sudah mereka lakukan ketika mereka telah melakukan
perubahan dalam bidang akademik dan perilaku. Bagaimanapun, pujian sesederhana
apapun secara verbal sebenarnya dapat memengaruhi rasa diterima dan dipercayai
kemampuannya sebagai seorang manusia. Otomatis hal ini akan meningkatkan rasa
percaya diri dan motivasi belajar dikelas.
Berikut beberapa cara memberi penghargaan atau
pujian yang bisa dilakukan guru dalam proses belajar mengajar:
1. Pujian Verbal
Dalam bahasa Inggris banyak sekali kata-kata yang bisa kita gunakan untuk memuji siswa, seperti great job, good, awesome, amazing, well done, outstanding, superb, wonderful, dan lain-lain. Di dunia barat, memberi pujian secara verbal dan spontan adalah hal yang lumrah, biasa dilakukan oleh siapa saja, suami kepada istri, anak, saudara, kita kepada teman atau orang lain. Budaya di Indonesia memberi pujian secara verbal belum umum dilakukan karena kita tak terbiasa mengekspresikan perasaan secara langsung. Hanya sedikit kata-kata yang mewakili ekspresi perasaan, seperti luar biasa, bagus, baik, keren dan lumayan. Jadi, berilah pujian secara verbal dan langsung kepada siswa Anda sekecil apapun yang dilakukan oleh mereka. Misalnya biasakan mengucapkan terima kasih bila murid membantu membawakan buku. Ucapkan ‘usahamu bagus’ bila Anda melihat murid Anda berusaha mengerjakan soal matematika meski ia masih salah menjawabnya.
Dalam bahasa Inggris banyak sekali kata-kata yang bisa kita gunakan untuk memuji siswa, seperti great job, good, awesome, amazing, well done, outstanding, superb, wonderful, dan lain-lain. Di dunia barat, memberi pujian secara verbal dan spontan adalah hal yang lumrah, biasa dilakukan oleh siapa saja, suami kepada istri, anak, saudara, kita kepada teman atau orang lain. Budaya di Indonesia memberi pujian secara verbal belum umum dilakukan karena kita tak terbiasa mengekspresikan perasaan secara langsung. Hanya sedikit kata-kata yang mewakili ekspresi perasaan, seperti luar biasa, bagus, baik, keren dan lumayan. Jadi, berilah pujian secara verbal dan langsung kepada siswa Anda sekecil apapun yang dilakukan oleh mereka. Misalnya biasakan mengucapkan terima kasih bila murid membantu membawakan buku. Ucapkan ‘usahamu bagus’ bila Anda melihat murid Anda berusaha mengerjakan soal matematika meski ia masih salah menjawabnya.
2. Poin Kelompok
Poin kelompok merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar di kelas. Bahkan dapat pula menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kerjasama. Caranya mudah. Bentuklah kelompok kompetisi saat Anda ingin memberi pertanyaan pada siswa. Ooin bisa 1 sampai 10 atau 10 sampai 100 sesuai kebutuhan. Poin tak hanya untuk kelompok yang dapat menjawab pertanyaan, tapi dapat juga diberikan ketika Anda fokus pada managemen kelas, misalnya kelompok yang paling rajin, kompak, atau bersemangat.
Poin kelompok merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar di kelas. Bahkan dapat pula menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kerjasama. Caranya mudah. Bentuklah kelompok kompetisi saat Anda ingin memberi pertanyaan pada siswa. Ooin bisa 1 sampai 10 atau 10 sampai 100 sesuai kebutuhan. Poin tak hanya untuk kelompok yang dapat menjawab pertanyaan, tapi dapat juga diberikan ketika Anda fokus pada managemen kelas, misalnya kelompok yang paling rajin, kompak, atau bersemangat.
3. Umumkan di
Kelas
Jika Anda ingin meningkatkan rasa bangga, martabat, atau eksistensi siswa, bacalah karya-karya siswa di depan semua murid. Berilah komentar positif dan hal-hal yang perlu ditingkatkan. Mintalah teman-temannya untuk berkomentar positif terhadap hasil karya temannya.
Jika Anda ingin meningkatkan rasa bangga, martabat, atau eksistensi siswa, bacalah karya-karya siswa di depan semua murid. Berilah komentar positif dan hal-hal yang perlu ditingkatkan. Mintalah teman-temannya untuk berkomentar positif terhadap hasil karya temannya.
4. Menulis
Komentar Positif
Jika Anda memeriksa pekerjaan siswa, jangan hanya memberi angka. Berilah komentar positif dibukunya dengan kalimat, bukan sekadar tulisan ‘bagus’. Jeli dalam melihat kelebihan siswa akan membuat siswa merasa istimewa di mata gurunya.
Jika Anda memeriksa pekerjaan siswa, jangan hanya memberi angka. Berilah komentar positif dibukunya dengan kalimat, bukan sekadar tulisan ‘bagus’. Jeli dalam melihat kelebihan siswa akan membuat siswa merasa istimewa di mata gurunya.
5. Pemilihan Murid
Berprestasi
Pemilihan murid berprestasi tidak harus difokuskan pada nilai angka. Sebagai guru, Anda dapat menentukan kriteria bersama-sama dengan siswa di kelas untuk menetapkan pemilihan siswa berprestasi secara berkala. Kriteria bisa berdasarkan pada seringnya menunjukkan kemajuan belajar, usaha yang dilakukan, sikap, detail pekerjaan, semangat belajar dan sebagainya. Pentingnya menentukan kriteria bersama dapat berdampak positif terhadap siswa di kelas, yaitu menumbuhkan rasa saling memiliki.
Pemilihan murid berprestasi tidak harus difokuskan pada nilai angka. Sebagai guru, Anda dapat menentukan kriteria bersama-sama dengan siswa di kelas untuk menetapkan pemilihan siswa berprestasi secara berkala. Kriteria bisa berdasarkan pada seringnya menunjukkan kemajuan belajar, usaha yang dilakukan, sikap, detail pekerjaan, semangat belajar dan sebagainya. Pentingnya menentukan kriteria bersama dapat berdampak positif terhadap siswa di kelas, yaitu menumbuhkan rasa saling memiliki.
6. Stiker dan
Stempel
Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja siswa dapat dilakukan dengan cara menempel stiker, mencap dengan stempel kartun, atau Anda dapat menggambar bintang di buku mereka dan memberi komentar positif. Misalnya dengan mengatakan: “Pekerjaanmu istimewa, kamu sudah menunjukkan usaha yang luar biasa. Yang perlu ditingkat adalah….” Tunjukkan bahwa murid Anda adalah istimewa.
Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja siswa dapat dilakukan dengan cara menempel stiker, mencap dengan stempel kartun, atau Anda dapat menggambar bintang di buku mereka dan memberi komentar positif. Misalnya dengan mengatakan: “Pekerjaanmu istimewa, kamu sudah menunjukkan usaha yang luar biasa. Yang perlu ditingkat adalah….” Tunjukkan bahwa murid Anda adalah istimewa.
7. Grafik Prestasi
Buatlah satu lembar grafik berupa grid atau seperti dalam buku kotak-kotak,
yang berisi nama siswa seluruh kelas. Setiap kali Anda menemukan siswa
menunjukkan kemajuan, baik akademik maupun tingkah laku, maka siswa akan
mewarnai satu kotak pada grafik. Berapa kotak yang harus diwarnai, terserah
kebijakan Anda sebagai guru. Grafik ini dapat memudahkan guru dalam memantau
perkembangan akademik dan tingkah laku siswa. Grafik ini dapat pula menumbuhkan
jiwa kompetensi. Siswa yang grafiknya rendah akan terpacu untuk belajar giat.
8. Tulis Nama Siswa
di Papan Tulis
Cara yang paling mudah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat siswa merasa istimewa adalah dengan menuliskan namanya di papan dan menggambar bintang di sebelahnya.
Cara yang paling mudah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat siswa merasa istimewa adalah dengan menuliskan namanya di papan dan menggambar bintang di sebelahnya.
Perlu diingat
bahwa setiap anak di kelas butuh diterima oleh guru dan teman-temannya serta
eksistensinya diakui. Manfaat lain adalah kelas Anda menjadi lebih hidup dan
menyenangkan. Siswa juga akan lebih fokus dan senang belajar. Materi apapun
yang Anda ajarkan akan menjadi lebih variatif dan tidak membosankan. Jika
setiap anak merasa istimewa diterima segala kelebihan dan kekurangannya,
otomatis hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan selanjutya akan
meningkatkan motivasi belajar. Strategi di atas hanyalah beberapa contoh saja.
Sebagai guru, Anda harus terus mengeksplor diri.
Perlu diingat pula
bahwa Anda harus melibatkan seluruh siswa dalam menentukan kriteria atau
ketentuan untuk siswa yang layak mendapat penghargaan. Keterlibatan siswa dapat
menumbuhkan rasa memiliki kelasnya, diterima, dan dibutuhkan. Tidak harus semua
strategi tersebut dilakukan pada saat bersamaan, tetapi diskusikan dengan siswa
apa yang mereka inginkan. Suksesnya pengelolaan kelas tidak hanya ditentukan
oleh nilai angka yang diperoleh siswa, tetapi bagaimana siswa memahami apa yang
dipelajari, dapat mengaplikasikan, dan punya motivasi belajar
Kegiatan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan.
Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya
menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan
bahwa ketika ada permasalahan tentang
rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli
terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak
peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar
siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi
belajar siswa diantaranya adalah sebagai
berikut:
·
Metode mengajar guru. Metode dan
cara-cara mengajar guru yang monoton dan
tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar sisw
·
Tujuan kurikulum dan pengajaran yang
tidak jelas
·
Tidak adanya relevansi kurikulum dengan
kebutuhan dan minat siswa
·
Latar belakang ekonomi dan social
budaya siswa
Sebagian
besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk
belajar dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai
misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
·
Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa
hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan
kesenangan saja.
·
Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran
tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
·
Masalah pribadi siswa baik dengan orang
tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan
Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat
pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu
1. Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah
menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian
akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama,
undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua
yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan
sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2. Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi
pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap
perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat
dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan
sesudahnya.
3. Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar,
para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak
sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi
menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi
ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita
untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4. Diri anak itu sendiri
Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar
untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati
belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai
identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru
paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa.Kerja sama antara
kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan
motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai
tujuan yang baik maka pola kerja sama antara
ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan
memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan
yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri- Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri
guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa
yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang
mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi
bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi
siswa adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menjadi manajer yang baik yang mampu
merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya,
murid-murid akan merasa aman dan nyaman
bersamanya
- fasilitator yang memperlakukan semua siswa
mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
- Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
- Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang
bersifat informative
- Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka
sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
Ciri-ciri keluarga yang efektif
Keluarga yang efektif mampu
memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya adalah :
- Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
- Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi
kepada anak-anak
- Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa
depan
- Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan
kunci keberhasilan
- Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang
bermanfaat
- Membuat aturan yang positif seperti pembatasan
menonton acara televise
- Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk
menyelesaikan masalah
- Sering berhubungan dengan guru
- Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun Hubungan Kerja Sama
Selama ini
hubungan yang terjadi antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal
tertentu, orang tua ke sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah
saja, begitupun sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah
dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah
pada acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama
membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan secara bersama untuk menunjang motivasi belajar
anak. Maka ketika anak mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya
maka akan terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua.
Maka kita
tak boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan
hubungan positif dalam rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak
cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun
komunikasi langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa
memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan
orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan
untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner
yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif
anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan
untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif
dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan
informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang
tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau
melalui SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa
membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri
undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua
merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul
saran bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan
orang tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan
motivasi belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada
perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang
dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai
dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus
berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa
akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal
ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1.
Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai
komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi
belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
·
Memilih cara dan metode mengajar
yang tepat termasuk memperhatikan
penampilannya
·
Menginformasilkan dengan jelas tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
·
Menghubungkan kegiatan belajar dengan
minat siswa
·
Melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
·
Melakukan evaluasi dan menginformasikan
hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan
kegagalan dirinya
·
Melakukan improvisasi-improvisasi yang
bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya
kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan
yang meriah
·
Menanamkan nilai atau pandangan hidup
yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang
sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan
mendapatkan nilai amal disisi Allah.
·
Menceritakan keberhasilan para
tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga
cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.
Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti
mimpinya para tokoh dunia tersebut.
·
Memberikan respon positif kepada siswa
ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon
positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif
laiinya.
2. Hal-Hal Yang Dilakukan oleh
Orang Tua
·
Mengontrol perkembangan belajar anak.
Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
·
Mengungkap harapan-harapan yang realistis
terhadap anak
·
Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya
yang terkait dengan motivasi
·
Melatih anak untuk memecahkan
masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
·
Tanyakanlah keinginan dan cita-cita
mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan
mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
·
Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh
guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.
3. Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama
Ketika
permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang
tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka
kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan di ataranya :
·
Mengidentifikasi masalah yang terjadi
pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar
siswa, identifikasi masalahnya.
·
Mencari solusi-solusi untuk memecahkan
masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau
masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
·
Memberikan perlakuan yang tepat
terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru
harus mempunyai komitemen yang tinggi
untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
·
Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya.
Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan
permasalahannya.
Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa baik faktor yang ada dalam
diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti
guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan
ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang
mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama
oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan
hal yang mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan
informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu mengeindentifikasi
permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan
masalah dengan melibatkan siswa.
Langganan:
Postingan (Atom)
Search
Popular Posts
-
Cerita Kita Depok-Bandung Indonesia memiliki alam yang amat sangat indah, seakan kita tidak pernah habis untuk mengunjungi tempat wis...
-
Menjadi seorang fotografer merupakan sebuah pekerjaan impian yang ingin dimiliki oleh siapa saja dan membuat hasil foto yang terbaik m...
-
ini adalah lirik lagu 5SOS (5 Seconds Of Summer) yang berjudul amnesia, lirik ini bercerita tentang seseorang yang ingin melupakan masa lalu...
-
Kata Kata Romantis Buat Pacar SMS Cinta. Koleksi SMS cinta romantis buat pacar, kata kata romantis ungkapan hati tentang cinta dan rindu bu...
-
Kita semua tentunya sudah tahu bahwa Kamera adalah alat untuk memotret dan merekam gambar, begitu banyak jenis kamera yang telah dicipt...
-
Sebuah studio foto rumahan dapat menjadi serumit studio foto komersial atau sesederhana seperti selembar kain putih ditempel di dindin...
-
Perbedaan akan jelas terlihat pada jasa bali wedding photographydengan bali pre wedding photography. Ini terlihat jelas pada bentuk dan...
-
Pendahuluan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi...
Categories
Recent Posts
Sample Text
Blog Archive
- Februari (1)
- Oktober (1)
- Februari (1)
- Januari (3)
- Desember (4)
- November (4)
- Oktober (4)
- Mei (12)
- April (1)
- Maret (3)
- Januari (1)
- November (14)
- Oktober (2)
- September (1)
- Juli (1)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (3)
- Januari (3)
- Desember (5)
- November (4)
- September (2)
- Februari (2)
- Juli (1)
- Februari (2)
- Oktober (1)
- Juli (8)
- April (2)
- Maret (2)
- Agustus (1)