DISINIH KITA BERBAGI APA YANG KITA TAHU

Kamis, 10 Januari 2013

On 22.55 by Unknown in    No comments

NPM : 18112290

NAMA : Triesna juhari

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGManusia adalah sosok makhluk ciptaan tuhan yang hakikatnya diciptakan tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan manusia yang lain untuk bisa hidup, bahkan untuk urusan yang sekecil apapun, oleh karena itu manusia disebut juga sebagai makhluk sosial.
Seorang manusia perlu melakukan sosialisasi yang baik dan benar terhadap lingkungannya, agar masyarakat dalam lingkungan tersebut dapat lebih mudah untuk menerima atas kehadirannya dengan baik.
Pendidikan merupakan tiang dari generasi penerus bangsa. Maka dari itu Setiap generasi penerus bangsa harus di perkenalkan dengan ilmu social dasar, dan output dari perkenalan tersebut di harapkan setiap generasi penerus dapat merasakan dampak positif dari ilmu sosialissasi bagi pendidikan tersebut.
Ilmu pendidikan termasuk sebagai salah satu ilmu sosial yang memiliki keterkaitan dengan ISD ( Ilmu Sosial Dasar). Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas dan menguraikan tentang ilmu sosial dasar dalam pendidikan.
1.2. Rumusan masalah:·        Apakah Manfaat social dasar dalam pendidikan
·        Apakah Dampak dari tidak adanya ilmu social dasar dalam pendidikan.
·        Bagaimana peranan social dasar dalam pendidikan.
1.3. Tujuan:• Mempelajari tentang ilmu social dasar dalam pendidikan
• Mempelajari Fungsi dan Peranan ilmu social dasar dalam pendidikan
• Mendalami hal-hal tersebut pada diri kita sendiri
• Memberikan motivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik
1.4. RangkumanManusia adalah sosok makhluk ciptaan tuhan yang hakikatnya diciptakan tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan manusia yang lain untuk bisa hidup, bahkan untuk urusan yang sekecil apapun, oleh karena itu manusia disebut juga sebagai makhluk sosial.
Seorang manusia perlu melakukan sosialisasi yang baik dan benar terhadap lingkungannya, agar masyarakat dalam lingkungan tersebut dapat lebih mudah untuk menerima atas kehadirannya dengan baik.
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Di samping itu pendidikan sangat memegang peranan penting dalam proses bersosialisasi. Dimana ada timbale balik antara proses social dengan pendidikan, yang pada nantinya di pakai pada kehidupan sehari-hari pada masyarakat, dan berguna di lingkungan masyarakat itu sendiri.
BAB II
ISI
1.1. Ilmu Sosial Dasar dalam Pendidikan
Filsafat dan tujuan pendidikan Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita
masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.
sosial budaya dan agama tidaklah terlepas dari kehidupan kita. Keadaan sosial budayalah yang sangat berpengaruh pada diri manusia, khususnya sebagai peserta didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh interaksi sosial yang membuat sseeorang untuk bertingkah laku yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar. Agama yang membatasi tingkah laku kita juga sangat besar pengaruhnya dalam membuat suatu kurikulum.
1.2. Tujuan pokok ilmu social dasar dalam pendidikanTujuan umum diselenggarakannya pendidikan Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan       pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat dipertajam.
Selain itu untuk memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah social yang ada dalam masyarakat.
1.3.Fakta permasalahan social yang terdapat di masyarakatMasalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi benterokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
1.4.KesimpulanDunia pendidikan adalah dunia dimana penerus generasi bangsa berkembang dan mencari jati diri dari dirinya sendiri, dalam hal ini sangan penting namun harus tetap pada kaidah dan prilaku social yang normal di masyarakat, maka dari itu diperlukannya ilmu social dasar dalam masyarakat untuk menumbuh kembangkan pengetahuan mengenai ilmu social dasar dalam masyarakat sehingga penerapan proses tepat sasaran dalam kehidupan bersosialisasi.
On 21.02 by Unknown in    No comments

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGIlmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah sosial khususnya yang diwudkan oleh masyarakat indonesia dengan menggunakan pengertian pengertian (fakta, konsep teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu sosial seperti: Sejarah, ekonomi, geografi sosial, Sosiologi, antropologi, pisikologi sosial.
Psikologi dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
1.2. Rumusan masalah:·        Apakah Manfaat social dasar dalam bidang psikologi
·        Apakah Dampak dari tidak adanya ilmu social dasar dalam psikologi
·        Bagaimana peranan social dasar dalam psikologi
1.3. Tujuan:•           Mempelajari tentang ilmu social dasar dalam psikologi
•           Mempelajari Fungsi dan Peranan ilmu social dasar dalam psikologi
•           Mendalami hal-hal tersebut pada diri kita sendiri
•           Memberikan motivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik
 1.4. Rangkuman
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubunganya dengan situasi-situasi social, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayaanya.
Psikologi sosial juga merupakan suatu ilmu pengetahuan baru dalam abad modern. Ilmu ini mulai di rintis pada tahun 1930 di amerika serikat dan kemudian juga di Negara-negara lain. Sebagai displin ilmu yang relatif baru dakam perkembangannya ia banyak menggunakan materi-materi yang sudah tersedia dalam disiplin ilmu sosial lainya, seperti dari sosiologi dan antropologi misalnya konsep-konsep tentang norma,struktur social dan peran adalah konsep yang di ambil dari disiplin ilmu yang sudah lebih dahulu berkembang. Pegkajian psikologi social dan ruang lingkupnya akan dapat memberi gambaran tentang apa pengertian psikologi sosial dan apa saja yang menjadi objek dalam studinya. Mempelajari modul Psikologi Sosial dan Ruag Lingkupnya merupakan pangkal otak untuk mengetahui lebih lanjut tentang prinsip-prinsip maupun proses yang tingkah laku seseorang sebagai mahluk sosial.
BAB II
ISI
1.1. Ilmu Sosial Dasar dalam bidang psikologi
Psikologi sosial merupakan cabang ilmu dari psikologi yang baru muncul dan diperkenalkan pada tahun 1930. Objek material dari psikologi sosial adalah fakta – fakta, gejala – gejala serta kejadian – kejadian dalam kehidupan sosial manusia. Sekilas ternyata objek psikologi sosial mirip dengan ilmu sosiolgi dan bila digambarkan sebenarnya psikologi sosial adalah merupakan pertemuan irisan antara ilmu psikologi dan ilmu sosilogi.
Ada berbagai macam definisi psikologi sosial antara lain :
-Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia ( Hubert Bonner )
-Ilmu yang memepelajari tingkah laku manusia sebagai anggota suatu masyarakat ( AM
Chorus )
-Ilmu yang mempelajari Segi-segi psikologi tingkah laku manusia yang dipengarui interaks
social
-Social psychology is the scientific study how people think about, influence, and relato t
another ( Myers : 1983 )
-Psikologi sosial adalah studi alami tentang sebab-sebab dari perlaku sosial manusia (
Michener Delamater : 1999 )
-Gordon Allport ( 1968 ) menjelaskan bahwa seorang boleh disebut sebagai psikolog social
jika dia “berupaya memahami, menjelaskan, dan memprediksi bagaimana pikiran, perasaan,
dan tindakan individu-individu dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan – tindaka
orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya dibayangkannya”
1.2. Kajian ilmu social dasar dalam psikologiPsikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:
Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut..
Psikologi social mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama, persaingan, konflik;
Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi , kemampuan bahasa dan emosi.
1.3. Metode-MetodeDalam psikologi sosial ada beberapa metode yang dilakukan secara empiris tidak seperti ketika psikologi sosial hanya dipikir dan direnungkan tanpa bukti dan fakt-fakta yang jelas, ada beberapa metode yang dikemukakan oleh beberapa ahli
1.Metode Eksperimen
Wilhem Wundt adalah yang pertama memakai dam mendasarkan metode ini kedalam psikologi sosial secara ilmiah, dalam metode ini ada beberapa syarat yang diajukan oleh Wilhem:
a)    kita harus dapat menetukan dengan tepat waktu terjadi gejala yang ingin kita selidiki.
b)   kita harus dapat mengikuti langsung gejala yang ingin kita selidiki dari mulanya sampai pada akhirnya, dan kita harus mengamati dengan perhatian yang khusus.
c)    tiap-tiap observasi (pengamatan) harus dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang sama.
d)    kita harus mengubah-ubah dengan sengaja syarat- syarat keadaan eksperimen Maksud metode ini memanglah untuk menimbulkan dengan sengaja suatu gejala guna dapat menyelidiki berlangsungnya dengan persiapan yang cukup dan perhatian yang khusus.
2.Metode Survey
Dalam metode ini penyelidik mengumpulkan keterangan- keterangan seluas mungkin mengenai kelompok tertentu yang ingin dia selidiki, kebiasaan survey yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi dan angket untuk mendapatkan keterangan
3.Metode Diagnotik-Psikis
Dalam mengumpulkan beberapa keterangan biasanay penyelidik tidak melakuakan dengan biasa, kadang perlu dilakukan uji test-test psikolgi yang dapat menggambarkan segi-segi psikologi yang lebih dalam mendapat keterangan.
4.Metode Sosiometri
Morena adalah orang yang berjasa dalam metode ini karena  dialah yang menemukannya, yang mana metode ini merupakan metode baru dalam ilmu sosial dan terfokus untuk meneliti “intra-group- relations” atau saling berhubungan antara anggota kelompok di dalam suatukelompok.
1.4.KesimpulanDari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sangatlah kuat pengaruhnya ilmu sosial dasar terhadap bidang psikologi, tentunya pembangunan karakter seseorang. Satu dengan lainnya memiliki hubungan yang erat dalam pembangunan karakter masing-masing individu sendiri.  Dapat dikatakan  ilmu sosial dasar sekali lagi sangat berpengaruh besar dalam psikologi tiap tiap individu dalam pembangunan masing-masing karakter.
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok,situasi massa dan sebagainya termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya.  Sedangkan metode sosial antara lain :
a)      Metode Eksperimen,
b)      Metode survey,
c)      Metode Observasi,
d)      Metode diagnostik – psychis,
e)      Metode Sosiometri.
 1.5.DAFTAR PUSTAKA
On 20.45 by Unknown in    No comments

Npm: 18112290

Nama: Triesna juhari
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         LATAR BELAKANGAkhir-Akhir ini lapangan di kota-kota besar semakin terlihat sempit, namun pada umumnya tidak dapat di katakana sempit, karena setiap kota-kota besar pasti memiliki banyak lapangan pekerjaan. Tergantung dari keahlian skill masing-masing indifidu dalam dunia kerja, keuletan dan ketekunan dalam bekerja.
Banyak orang mengira bahwa kota-kota besar merupakan lahan dari segala pekerjaan, dari yang berkualitas sampai dapat di katakana hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Semua itu memiliki keterkaitan akan dunia pendidikan di setiap masing-masing daerah. Membangun manusia Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat merupakan visi besar yang hendak dicapai para pendiri bangsa Indonesia. Salah satu program yang diperlukan adalah pendidikan bermutu yang selaras dengan dunia kerja.
Mengembangkan kurikulum pendidikan agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha sehingga selaras dengan dunia kerja. Dengan demikian, diharapkan para lulusan dapat segera memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya. Hal ini tidak hanya kurikulum sekolah, namun juga bagi paket belajar untuk pendidikan kesetaraan tingkat SD, SMP, dan SMA, homeschooling, maupun lembaga pelatihan/kursus.
Yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah Kualitas lulusan pendidikan kesetaraan (Paket A, Paket B, Paket B).
Pada jalur non formal, (program pendidikan kesetaraan khususnya kejar paket A,B dan C)  hingga kini masih banyak hambatan social masyarakat. Hal ini disebabkan karena orang yang seharusnya mengikuti program pendidikan ini mayoritas berusia di atas 44 tahun, sehingga rata-rata mereka beranggapan, tak ada gunanya melanjutkan ke kesetaraan. Penyebab lainnya karena adanya perasaaan malu di kalangan warga belajar sendiri karena program paket A ini untuk kesetaraan sekolah dasar.
Meski menyadari adanya hambatan, namun pemerintah tatap menjalankan program ini. Karena hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dari pemerintah untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada setiap warga negaranya untuk mengakses pendidikan.
 

1.2. Rumusan masalah: 1. Apa Pengertian Pendidikan Kesetaraan
2. Macam-macam jenis pendidikan kesetaraan
3. Mutu Pendidikan Kesetaraan untuk Sumber Daya Manusia (SDM)
1.3. Tujuan: 1. Untuk lebih mengetahui tentang pendidikan kesetaraan.
2. Mengetahui potensi kerja dari lulusan pendidikan kesetaraan.
3. Mengetahui mutu Pendidikan lulusan kesetaraan.
1.4. RangkumanProgram pendidikan kesetaraan, yang selama ini kita kenal, bukan hanya sebagai program tambahan bagi setiap orang yang kurang beruntung dalam dunia pendidikan. Namun program ini merupakan program yang sangat bermanfaat. Dan setiap struktur programnya juga memiliki Standar Kompetensi skill bidang masing-masing.
Paket A, Paket B, Dan Paket C. Memiliki Standar Kompetensi skill bidang kerjanya sendiri-sendiri.
Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
Paket B:  Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan kerja
Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha
Setiap orang pasti memiliki kemampuannya masing-masing selain di bidang pengetahuan dasar. Jika hanya memiliki salah satu kemampuan di atas, bukan berarti orang tersebut tidak siap dalam dunia kerja, namun mereka sebenarnya memiliki spesialisasi di bidangnya dan belum sempat di kembangkan. Berikut Tujuan dari masing-masing paket:
Paket A: Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket A adalah memperluas akses Pendidikan Dasar sembilan tahun melalui Pendidikan Non Formal program paket A.
Paket B: Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket B adalah memberikan pelayanan pendidikan dasar setara SLTP pada siswa lulus SD atau yang sederajat karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan formal .
Paket C: Tujuan Program Paket C adalah memperluas akses Pendidikan Non Formal Program Paket C setara SMA / MA yang menekankan pada ketrampilan fungsional dan kepribadian profesional.


BAB II
ISI


1.1. Pendidikan KesetaraanPendidikan kesetaraan ini merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pendidikan luar sekolah sebagai suatu sub system pendidikan non formal. Yang dimaksud pendidikan non formal adalah “ pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat”. Dengan adanya batasa pengertian tersebut, rupanya pendidikan non formal tersebut berada antara pendidikan formal dan pendidikan informal.1
Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang meliputi kelompok belajar (kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program Paket B setara SMP/MTs, dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan mengganti.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memperluas akses pendidikan guna mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah melalui pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan umum yang mencakup Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMU).2
1.2. Sasaran Pendidikan Kesetaraan1. Penduduk tiga tahun di atas usia SD/MI ( 13-15) Paket A dan tiga tahun di atas usia
SMP/MTS ( 16 -18 ) Paket B
2. Penduduk usia sekolah yang tergabung dengan komunitas e-lerning,sekolahrumah,sekolah
alternatif,komunitas berfotensi khusus seperti pemusik,atlet,pelukis dll
3. Penduduk usia sekolah yang terkendala masuk jalur formal karena:
a. Ekonomi terbatas
b. Waktu terbatas
c. Geografis ( etnik minoritas,suku terasing)
d. Keyakinan seperti Ponpes
e. Bermasalah,(sosial,hukum)
4. Penduduk usia 15-44 yang belum tuntas wajar Dikas 9 tahun
5. Penduduk usia SMA/MA berminat mengikuti program Paket C
6. Penduduk di atas usia 18 tahun yang berminat mengikuti Program Paket C karena berbagai
alasan
1.3. Kualitas dan Mutu Pendidikan kesetaraan Bagi SDM
Sering dikatakan bahwa guru profesional wajib memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Ke empat kompetensi ini cara mendapatkannya melalui proses panjang, dimana seorang guru harus selalu belajar dan meningkatkan wawasannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial (politik). Selain terampil mengajar, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, bijaksana, kreatif dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan dimana dia bertugas.
Kiranya seorang guru pendidikan nonformal (selanjutnya disebut Tutor) hendaknya juga bisa berperilaku seperti guru sekolah formal yang dipaparkan diatas, sehingga program pendidikan kesetaraan yang menjadi bidang kerjanya bisa benar-benar setara dengan pendidikan formal, sehingga lulusannya siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau siap terjun ke dunia kerja untuk bersaing mendapatkan pekerjaan, bahkan siap bekerja secara mandiri. sehingga tidak terlalu salah bila masing-masing tutor perlu dibekali dengan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menunjang :penampilannya”, seperti:
(1) Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya
(2) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
(3) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya melalui berbagai  diklat dan
workshop.
Namun, kenyataannya sampai saat ini, masih banyak tutor belum memiliki keterampilan mengajar yang memadai sehingga hasil pembelajarannya tidak tercapai maksimal karena yang menjadi tutor itu banyak yang tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas. Artinya, selama ini yang menjadi tutor itu adalah orang-orang yang mau dan mempunyai kepedulian untuk berbagai ilmu kepada sesamanya yang karena sesuatu hal tidak sempat menikmati pendidikan formal. Kemudian, di lapangan masih banyak tutor yang berlatar belakang guru sehingga menggunakan metode mengajar yang monoton seperti ketika mereka mengajar di sekolah, terlepas anak didiknya suka atau tidak suka, cocok atau tidak dengan metode tersebut. Konsekuensinya, muncul kultur sekolah yang cenderung bersifat otoriter. Kultur pembelajaran yang tidak dialogis partisipatif, hal ini menyebabkan proses belajar mengajar menjadi statis serta membelenggu keberanian bertanya untuk memuaskan rasa “keingintahuan”, kepercayaan diri, kreativitas, dan kebebasan berfikir di kalangan peserta didik. Padahal karakteristik pendidikan formal itu tidak sama dengan pendidikan nonformal yang diantaranya sangat dipengaruhi oleh usia, pengalaman hidup, pendidikan sebelumnya, pekerjaan, pergaulan kesehariannya, latar belakang sosial ekonomi peserta didik serta motivasi dalam mengikuti program pendidikan nonformal (khususnya pendidikan kesetaraan).
Untuk itulah upaya penumbuhan profesionalisme tutor merupakan suatu keniscayaan untuk mewujudkan program pendidikan kesetaraan yang ’ideal’ sebagai salah satu program unggulan pendidikan nonformal.
BAB II
1.1.KesimpulanSetiap Program pendidikan yang pada dasarnya di laksanakan oleh pemerintah adalah semata-mata untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di era globalisasi yang ada pada saat ini, semua itu di lakukan dengan cara bertahap, dan dapat di lakukan oleh orang yang tidak mampu, ataupun yang kurang beruntung dalam dunia pendidikan.
banyak sekali program pemerintah bagi orang kurang mampu seperti salah satunya adalah pendidikan kesetaraan.
Namun yang terjadi adalah, setiap pendidikan kesetaraan pada saat ini masih kurang efisien bagi setiap pelajar yang mengikuti pendidikan kesetaraan, dikarenakan masih adanya kekurangan-kekurangan seperti tenaga pengajar yang kompeten, dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya artikel ini, setiap pembaca menjadi mawas diri karena telah beruntung mendapatkan pendidikan yang semestinya di era globalisasi ini.
1.2.DAFTAR PUSTAKA
http://suaraguru.wordpress.com/2010/04/29/mutu-lulusan-pendidikan-dan-dunia-kerja/